Bagaimana Cara Mengajar Bahasa Indonesia
di SD Sambil Bermain?
Sebagai
seorang guru, terkadang saya merasa bingung bagaimana cara mengajarkan suatu
materi yang dapat menstimulus perasaan anak sehingga memberikanfeedback
positif. Sebagian dari kita mungkin mendapat hal serupa tatkala harus
mengajarkan suatu materi yang terkesan menjemukan, kita mendapat respon apatis
dari siswa bahkan terlihat antipati.
Dalam beberapa pelajaran khususnya pelajaran
outdoor atau pelajaran yang hubungannya dengan hobby yaitu : Pendidikan
Jasmani, Seni Budaya dan Keterampilan, ICT dll. Mungkin perasaan itu tidaklah
dominan. Tapi bagaimana dengan yang lainnya, apakah demikian? Jawabannya
mungkin beragam. Tapi lebih tepatnya adalah “BISA”.Tergantung bagaimana cara
kita menyampaikannya.
Frolebel (dalam Dadan Djuanda, 2006) seorang
pendidik dari Jerman, ia percaya bahwa salah satu alat yang terbaik untuk
mendidik anak-anak ialah melalui permainan. Menurut pendapatnya anak-anak lebih
siap dan berpotensi untuk bermain daripada cara lain. John Locke seorang
filusuf Inggris pada abad ke 17, ia meyakini bermain dapat membantu usaha mencapai
tujuan pendidikan. Sedangkan Rousseau dan Emile menekankan pentingnya bermain
yang dapat bermanfaat dalam perkembangan anak. (Dadan Djuanda, 2006: 14) bahkan
Conny R. Semiawan (1994:64) lebih menekankan lagi, menurutnya “Dunia anak
adalah dunia gerak
dan bermain”.
Dari
beberapa pernyataan di atas kita tahu bahwa anak usia SD kurang menyukai
kegiatan yang bersifat formal, tetapi mereka suka dengan kegiatan yang
memungkinkan mereka dapat mengeksplorasi lingkungannya. Maka dari itu,
pendidikan bagi anak usia SD harus lebih diarahkan pada kegiatan belajar sambil
bermain.
Sekarang kita fokuskan pembahasan ini hanya pada
pelajaran Bahasa Indonesia. Yaitu tentang “Bagaimana cara mengajar Bahasa
Indonesia sambil bermain?” ada beberapa macam permainan yang dapat kita gunakan
dalam mengajarkan Pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu :
1. Bisik
Berantai
Permainan ini mungkin sudah kita tahu, yaitu dengan
memberikan perintah kepada siswa untuk berbanjar. Kemudian guru membisikan
suatu kata (untuk siswa kelas rendah) atau kalimat (untuk siswa kelas tinggi)
kepada salah satu siswa di barisan belakang. Kemudian siswa tersebut wajib
menyampaikan pada siswa di depannya. Pemain terakhir harus mengatakan isi dari
pesan tersebut, sambil guru memeriksa dimana letak kesalahan jika pesan
tersebut salah. Permainan ini bisa juga dilombakan secara berkelompok.Permainan
ini melatih keterampilan menyimak/mendengarkan.
2. Kim
Lihat
Siapkan benda-benda seperti sayuran, buah-buahan,
alat tulis dan sebagainya dalam kotak tertutup dan disimpan di belakang. Siswa
berkelompok. Salah satu anggota kelompok ke depan dan melihat gambar/benda
nyata tanpa bisa dilihat anggota lainnya. Kemudian ia wajib menjelaskan
sejelas-jelasnya tentang benda tersebut, baik kegunaannya, ciri-cirinya, rasa,
warna atau apapun tentang benda itu tanpa mengatakan nama bendanya. Anggota
kelompok lainnya dengan cepat mengambil benda tersebut. kelompok yang
mengumpulkan dengan benar dan cepat adalah pemenangnya. Permainan ini melatih
keterampilan berbicara dan menyimak.
3. Aku
Seorang Detektif
Permainan ini dilakukan berpasangan, seorang
menjadi informan dan seorang lagi detektif. Informan bertugas mencari seorang
anak di dalam kelas (bisa juga di sekolah) yang akan dijadikan target pencarian
detektif. Setelah itu ia menuliskan ciri-ciri orang tersebut secara tertulis,
kemudian catatan itu diberikan kepada detektif.
Tugas detektif adalah mencari orang yang dideskripsikan. Peran yang ada
dilakukan bergantian. Permainan ini melatih keterampilan membaca dan menulis.
4.
Bertanya dan Menerka
Para siswa dibagi menjadi dua kelompok, satu
kelompok penanya satunya menjadi kelompok penjawab. Kelompok penjawab harus
menyembunyikan satu benda yang akan diterka oleh kelompok penanya tanpa
memberitahukan sedikitpun petunjuk. Setiap anggota kelompok penanya diberi satu
kali kesempatan untuk bertanya. Kelompok penjawab hanya boleh menjawab dengan
kata ya atau tidak. Setelah seluruh anggota kelompok bertanya, maka kelompok
harus berunding untuk menjawab benda apa yang disembunyikan tersebut. bila
dapat diterka, maka kelompok penanya mendapatkan nilai. Permainan ini melatih
keterampilan berbicara dan berfikir analisis.
5. Baca
Lakukan
Permainan ini sangat cocok diberikan di kelas
rendah yang sudah bisa membaca. Dilakukan berpasangan, seorang anak membaca
perintah tertulis yang diberikan oleh guru misalnya: saya memegang lutut, saya
memegang kepala sambil menari dan sebagainya. Pasangannya melakukan perintah
tersebut. Guru memperhatikan beberapa perintah yang dilaksanakan dengan benar
dan apakah pembaca membaca perintah dengan benar.Permainan ini melatih
keterampilan membaca dan menyimak.
6.
Bermain Telepon
Permainan ini untuk kelas rendah. Siswa secara
berpasangan harus mempersiapkan alat untuk menelepon. Siswa harus menelepon
temannya dan menanyakan kabar, pelajaran untuk besok, buku pelajaran yang harus
dibawa dan sebagainya. Biarkan siswa mengembangkan percakapannya sendiri,
kecuali kalau terhenti maka guru memberikan pancingan berupa pertanyaan kepada
siswa. Guru memperhatikan cara mengungkapkan gagasan, kalau perlu cara
pelafalan yang benar. Permainan ini melatih keterampilan berbicara.
7.
Meloncat Bulatan Kata
Permainan ini untuk kelas rendah dan dapat
dilakukan secara berkelompok maupun mandiri. Guru mempersiapkan bulatan-bulatan
dari kertas karton kira-kira sebesar piring yang sudah ditulisi kata-kata
tertentu misalkan kakak, adik, ayah dan ibu, lalu disebar di atas lantai.
Setiap anak harus meloncati bulatan kata itu sesuai perintah guru atau kelompok
lain. Misalnya loncat ke kakak, loncat ke ibu, loncat ke ayah dan loncat ke
adik. Dengan demikian setiap anak akan membaca bulatan untuk diinjak. Lebih
meningkat lagi, bulatan kata dibentuk lebih sulit bahkan bisa berbentuk
kalimat. Bulatan kata disebar sedemikian rupa dan memungkinkan dapat disusun
menjadi kalimat. Misalnya : ayah pergi ke pasar, ibu memasak di dapur dan
sebagainya sehingga setiap anak yang
meloncati bulatan itu harus membaca sambil menyusun kalimat. Permainan
ini cocok untuk membaca permulaan.
8.
Perjalanan dengan Denah
Permaianan ini cocok untuk kelas tinggi (IV, V,
VI). Guru mempersiapkan denah sebuah wilayah, baik itu lingkungan sekolah
ataupun tempat lain, kerumitan disesuaikan dengan tingkatan kelas. Amati denah,
tuliskan arah mata angin, nama-nama tempat dan nama jalan sejelas mungkin. Lalu
ditempel di papan tulis atau papan planel. Siswa diperintahkan untuk menuliskan
arus perjalanan dari tempat yang ditentukan guru dalam tulisan deskripsi.
Permainan dapat pula dirancang sedemikian rupa sehingga lebih meningkatkan daya
analisa siswa, yaitu dengan merancang sebuah perjalanan yang tujuannya
disembunyikan. Siswa berkelompok. Guru membuat kesepakatan tentang awal
perjalanan siswa dalam denah tersebut. Satu anak menjadi pemain kunci dan
diperintahkan memikirkan sebuah tempat dalam denah, anak tersebut nantinya akan
ditanya oleh setiap kelompok tentang nama-nama jalan yang dilewati. Misalnya
apakah kami melewati jalan Sudirman? Apakah belok kiri ke jalan Teuku Umar? dan
seterusnya. Pemain kunci hanya boleh menjawab ya,tidak atau bisa. Kelompok
penanya harus menebak tempat yang akan dituju pemain kunci tadi. Kelompok yang
benar menebak tujuan, itulah kelompok yang menang. Permainan ini melatih
keterampilan menulis, membaca denah dan menyimak.
9.
Mengarang Gotongroyong
Permainan ini dilakukan secara berkelompok.
Tempatkan beberapa benda di dalam kotak tertutup misal bola, buku, jangka dan
sebagainya. Salah seorang siswa perwakilan dari setiap kelompok ke depan untuk
mengambil salah satu benda yang ada di dalam kotak dan diperlihatkan ke
kelompoknya. Kemudian ia menuliskan kalimat pertama yang akan disusun menjadi
sebuah karangan. bantulah jika siswa memerlukan bantuan guru. Misalnya benda
itu bola, anjurkan dia menuliskan “pada suatu hari aku menemukan bola” lalu guru
bertanya kepada siswa dalam kelompok yang sama “di mana bola itu ditemukan?”
dan seterusnya hingga kelompok tersebut dapat melanjutkan karangan tanpa
bantuan guru. Kelompok yang dapat menyusun kalimat paling runtut adalah
pemenangnya. Permainan ini melatih keterampilan menulis, menyusun karangan dan
membuat kalimat.
10. Stabilo
Kalimat
Guru menyiapkan wacana berupa kliping dari berbagai
sumber, yang di dalamnya terdapat kalimat yang salah dan kalimat tidak efektif.
Guru menjelaskan cara permainannya, yaitu setiap siswa wajib mencari kalimat yang salah dan benar/efektif dengan
memberi tanda stabilo. Setiap kelompok harus memberi tanda sebanyak-banyaknya.
Wacana dibagikan, siswa diperintahkan membaca dengan waktu yang telah
ditentukan. Kemudian guru memberi aba-aba mulai dan siswa langsung mencari
kalimat tersebut sebanyak-banyaknya. Pencarian juga bisa dikhususkan pada
kalimat yang salah saja atau yang benar saja. Permainan ini melatih membaca
cepat dan cermat serta memahami kalimat efektif. Cocok untuk kelas V dan VI
11. Kata
dari Wacana
Permainan ini dimainkan secara berkelompok. Siswa
dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok mendapatkan fotokopi
wacana yang harus dibaca. Setiap kelompok membaca wacana dan mencari satu kata
yang harus dikatakan pada kelompok lain yang ditunjuk. Kelompok lain tersebut
harus mencari kata-kata yang berhubungan dengan kata yang diberikan tadi.
Misalnya kata “Hujan”, kelompok yang ditunjuk harus mencari kata-kata yang
berhubungan dengan “hujan” misalnya banjir, basah, dingin dan sebagainya.
Kelompok yang paling banyak mengemukakan kata yang berhubungan tersebut, itulah
pemenangnya. Permainan ini melatih kemampuan membaca dan kosa kata.
12. Cerita
Berantai
Permainan ini dilakukan secara berkelompok terdiri
dari dua orang. Setiap kelompok wajib melanjutkan cerita yang diucapkan
kelompok lain. Cerita dimulai dari guru tanpa menunjukan sebuah objek apapun.
Kemudian dilanjutkan dengan kelompok pertama. Salah satu siswa melanjutkan
cerita, siswa lain dalam kelompok itu menuliskan cerita yang diucapkan
temannya. Cerita terus dilanjutkan sampai kelompok terakhir. Permainan ini
melatih keterampilan menyimak dan menyusun cerita yang runtut. Cocok untuk
kelas tinggi.
13. Siap
Laksanakan Perintah
Permainan ini dilakukan sambil bernyanyi. Siswa
dibagi menjadi beberapa kelompok. Nyanyian dimulai dari guru kemudian
dilanjutkan oleh kelompok pertama dan seterusnya. Kelompok yang mendapat
giliran bernyanyi diperbolehkan mengganti lirik “Sesuka Hati”, dengan disisipi
perintah yang harus dilakukan kelompok lain. contoh Guru : “Kalau kau suka hati
tepuk tangan (siswa tepuk tangan), kalau kau suka hati tepuk tangan (siswa
tepuk tangan), kalau kau suka hati, mari kita lakukan, kalau kau suka hati
tepuk tangan (siswa tepuk tangan)”. Nyanyian dilanjutkan oleh kelompok pertama
: kalau kau suka hati tarik tangan (kelompok lain menarik tangan temannya),
kalau kau suka hati injak lantai(kelompok lain menginjak lantai), kalau kau
suka hati, mari kita lakukan, kalau kau suka hati loncat katak (kelompok lain
meloncat seperti katak) Permainan ini melatih kemampuan menyimak.
14. Menyusun
Kata atau Kalimat Bersama-sama
Permainan ini baik dilakukan di kelas rendah,
siapkan karton bertuliskan huruf yang telah ditempeli lem atau selotip. Siswa
dibagi huruf tersebut, kemudian guru memerintahkan siswa untuk membuat sebuah
kata yang diucapkan guru dengan menggabungkan huruf tersebut di papan tulis.
Setiap siswa yang memegang salah satu huruf pada kata tersebut wajib
menyusunnya di depan. Permainan juga bisa lebih dikembangkan. Siapkan karton
selebar kotak pinsil yang telah ditulisi sebuah kata. Siswa dibagi menjadi dua
kelompok. Setiap kelompok mendapatkan sejumlah karton dengan tulisan yang sama
dan Setiap siswa hanya mendapatkan satu buah karton bertuliskan kata. Dengan
aba-aba tertentu guru memerintahkan siswa ke depan menyusun kalimat yang guru
ucapkan. Siswa hanya boleh menempelkan satu karton yang dipegangnya. Kelompok
yang paling cepat dan benar dalam menyusun adalah pemenangnya. Permainan ini
melatih keterampilan membaca dan menyusun kalimat.
Mudah-mudahan, perantara artikel ini dapat
menginspirasi kita untuk selalu meningkatkan proses pembelajaran, yang tentunya
berimbas pada peningkatan tujuan pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thank you for your visiting in My Blog